Nusakripto.com – Sebagian besar mata uang Asia mengalami pelemahan pada hari Senin, dengan yen Jepang mencatat penurunan signifikan. Sementara itu, dolar AS menunjukkan stabilitas setelah rebound baru-baru ini, didorong oleh data gaji yang kuat yang memicu spekulasi penurunan suku bunga yang lebih kecil dari Federal Reserve.
Volume perdagangan regional juga terpengaruh oleh hari libur di China, yang akan membuka pasar pada hari Selasa. Mata uang Asia lainnya mengalami penurunan tajam dibandingkan dengan minggu sebelumnya, setelah rilis data nonfarm payrolls AS yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini menepis spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve, dengan pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih kecil pada bulan November.
Indeks dolar AS dan futures dolar AS menunjukkan pergerakan minim di perdagangan Asia setelah mencatatkan kenaikan signifikan minggu lalu, terutama setelah data penggajian yang dirilis pada hari Jumat. Rilis tersebut memupuskan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi AS dan memperkuat asumsi bahwa The Fed tidak perlu memangkas suku bunga secara agresif untuk mendukung perekonomian.
Para trader terlihat sebagian besar mengurangi taruhan mereka untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan November, dengan CME Fedwatch menunjukkan lebih dari 90% peluang pemangkasan 25 bps.
Fokus minggu ini akan tertuju pada pidato sejumlah pejabat The Fed serta rincian pertemuan The Fed di bulan September. Dalam pertemuan tersebut, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps dan mengumumkan dimulainya siklus pelonggaran, meskipun menyatakan bahwa penurunan suku bunga di masa depan akan bergantung pada data ekonomi yang ada.
Selain itu, indeks harga konsumen untuk bulan September juga akan dirilis akhir minggu ini dan kemungkinan besar akan mempengaruhi pandangan The Fed mengenai suku bunga. Namun, prospek penurunan suku bunga yang lebih kecil menciptakan lingkungan yang kurang kondusif bagi pasar Asia.
Dengan dinamika ini, pelaku pasar di Asia perlu bersiap menghadapi tantangan baru seiring perubahan kebijakan moneter di AS.