Nusakripto.com –
Lisa Shalett, Kepala Investasi Morgan Stanley, memperkirakan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan kembali menurunkan suku bunga pada bulan November, namun pembuat kebijakan bersikap lebih waspada karena inflasi yang sulit dikendalikan. Berbicara di sebuah acara baru-baru ini, Shalett mengungkapkan bahwa meski pasar tenaga kerja masih beragam, Fed telah melonggarkan pendekatan agresifnya untuk mencapai target inflasi 2%.
Fed Lebih Berhati-hati dalam Menentukan Kebijakan
Shalett menekankan bahwa fokus Fed kini beralih pada kondisi pasar tenaga kerja. Inflasi yang tidak mendingin dengan cepat telah mendorong Fed untuk menghindari pemangkasan suku bunga yang terlalu agresif. Sebagian besar anggota Fed mendukung penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, namun Raphael Bostic, Presiden The Fed Atlanta, mengisyaratkan bahwa Fed bisa saja melewatkan pemangkasan pada bulan November, mencerminkan sikap hati-hati mereka.
Tekanan Inflasi Tetap Ada
Data ekonomi terbaru menunjukkan inflasi yang masih terus bertahan. Indeks Harga Konsumen (CPI) pada September sedikit lebih tinggi dari yang diantisipasi, sementara Indeks Harga Produsen (PPI) tetap stagnan. Kondisi ini, ditambah data pekerjaan yang positif, telah memindahkan ekspektasi pasar dari pemotongan sebesar 50 basis poin menjadi 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed di awal November. Peluang penurunan sebesar 25 basis poin mencapai 89%, dengan pasar obligasi yang telah mengantisipasi inflasi.
Kondisi Politik Menambah Ketidakpastian Pasar
Shalett juga memperingatkan bahwa pemilihan umum 5 November bisa menciptakan ketidakpastian tambahan. Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump di negara-negara bagian kunci. Kemungkinan hasil pemilu yang belum pasti dapat menambah volatilitas di pasar.
Strategi Investasi untuk Kondisi Pasar yang Bergejolak
Dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak stabil, Shalett menyarankan investor untuk beralih ke aset riil seperti emas, komoditas, real estat, dan infrastruktur energi. Selain itu, strategi dana lindung nilai dengan posisi netral pasar juga dipandang sebagai langkah perlindungan di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.
