Data IHK Jepang Oktober Mengindikasikan Kenaikan Inflasi, BOJ Berpotensi Naikkan Suku Bunga

Data IHK Jepang Oktober Mengindikasikan Kenaikan Inflasi, BOJ Berpotensi Naikkan Suku Bunga

Nusakripto.com – Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober, menunjukkan kenaikan IHK inti, yang tidak termasuk harga makanan segar, sebesar 2,3% secara tahunan. Angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 2,2%, namun menurun dibandingkan 2,4% pada September. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh efek dasar dari pemotongan subsidi bahan bakar tahun lalu. Sementara itu, IHK yang mengesampingkan harga makanan segar dan energi naik menjadi 2,3% dari sebelumnya 2,1% pada September, mencerminkan tekanan inflasi yang didorong oleh permintaan. Harga jasa juga meningkat dari 1,3% pada September menjadi 1,5% secara tahunan, mengindikasikan bahwa bisnis mulai membebankan kenaikan biaya tenaga kerja kepada konsumen.

Data ini menegaskan bahwa tingkat inflasi Jepang masih berada di atas target 2% Bank of Japan (BOJ), membuka peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan yang dijadwalkan pada 18-19 Desember. Survei Bursa Efek London pada 22 November mencatat 55% ekonom memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dari 0,25% menjadi 0,5%. Marcel Thieliant, Kepala Asia-Pasifik di Capital Economics, menilai inflasi inti yang meningkat, kenaikan belanja konsumen, dan pelemahan yen sebagai faktor utama mendukung langkah tersebut.

Dokumen opini terbaru BOJ menyebutkan bahwa jika harga dan kondisi ekonomi sejalan dengan ekspektasi, suku bunga kebijakan dapat meningkat hingga 1% pada paruh kedua tahun fiskal 2025. Meski demikian, Gubernur BOJ Kazuo Ueda menegaskan keputusan akan bergantung pada kemampuan ekonomi Jepang untuk mencapai target inflasi secara berkelanjutan, didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan upah yang stabil. Para ekonom memprediksi jika BOJ tidak menaikkan suku bunga pada Desember, kemungkinan besar keputusan tersebut akan diambil pada Januari mendatang. Analis Bloomberg bahkan memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada Januari, April, dan Juli 2025 sebagai bagian dari kebijakan moneter yang lebih ketat.

Jika kenaikan suku bunga dilakukan pada Desember, ini akan menjadi kenaikan kedua setelah langkah serupa pada Juli lalu. Sebelumnya, BOJ mempertahankan suku bunga pada September untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global, volatilitas pasar keuangan, dan pergerakan nilai tukar yen. Dampak kenaikan suku bunga terhadap perdagangan yen carry—strategi meminjam yen dengan bunga rendah untuk diinvestasikan di aset berimbal hasil tinggi—juga menjadi perhatian. Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman, mempersempit margin keuntungan, dan mendorong apresiasi yen, yang berpotensi memicu likuiditas pasar yang ketat.

Pasar telah mencerminkan ekspektasi kenaikan suku bunga ini, terlihat dari apresiasi intraday yen sebesar 0,4% terhadap dolar AS usai rilis data. Jika langkah kenaikan dilakukan, yen diperkirakan akan terus menguat, sehingga memerlukan pengawasan lebih terhadap pergerakan pasar keuangan global.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *