Nusakripto.com – Mata uang negara-negara anggota BRICS mengalami pelemahan pada perdagangan Senin, menyusul penguatan dolar AS setelah Presiden terpilih Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tinggi terhadap blok tersebut. Langkah ini merupakan tanggapan atas upaya BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Yuan China, rand Afrika Selatan, dan rupee India tercatat melemah antara 0,1% hingga 0,5% selama sesi perdagangan Asia. Sementara itu, sebagian besar pasar lainnya masih tutup akibat libur akhir pekan. Indeks dolar melonjak 0,5% dalam perdagangan terbaru.
Dalam pernyataannya pada Minggu, Trump mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 100% terhadap impor dari negara-negara BRICS jika mereka melanjutkan rencana peluncuran mata uang bersama yang bertujuan untuk mengurangi dominasi dolar. Trump juga menyerukan komitmen BRICS untuk tetap menggunakan dolar dan tidak memperkenalkan mata uang baru yang dapat bersaing dengan greenback.
Blok BRICS, yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab, secara konsisten mendorong adanya mata uang cadangan global yang baru. Mereka juga telah memaparkan rencana untuk meluncurkan mata uang bersama guna mendukung perdagangan antarnegara anggota.
Ancaman tarif ini muncul setelah Trump sebelumnya mengisyaratkan pemberlakuan tarif tambahan terhadap China terkait dugaan aliran obat terlarang ke AS. Selain itu, ia juga berencana menerapkan tarif sebesar 10% untuk seluruh impor ke AS, sebagai bagian dari kebijakan proteksionis yang mencakup perdagangan dan imigrasi.
Pasar kini khawatir bahwa langkah tarif yang diusulkan Trump dapat memicu aksi balasan dari negara-negara BRICS, yang berpotensi menciptakan perang dagang baru antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.