Perilisan Inflasi AS Melampaui Prediksi, Ini Dampak yang Muncul

Perilisan Inflasi AS Melampaui Prediksi, Ini Dampak yang Muncul

Nusakripto.com – Biro Statistik Tenaga Kerja AS baru saja merilis data inflasi bulan September, menunjukkan penurunan dalam Indeks Harga Konsumen (CPI). Namun, inflasi tetap berada di atas ekspektasi para ekonom, memicu tantangan bagi Federal Reserve dalam menentukan langkah kebijakan suku bunga berikutnya.

Perkembangan Inflasi Utama dan Core pada Bulan September

Pada bulan September, inflasi utama turun menjadi 2,4% dari tahun sebelumnya, sedikit menurun dari 2,5% di bulan Agustus. Meskipun turun, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan prediksi para ekonom yang memperkirakan inflasi akan berada di 2,3%. Dari sisi bulan ke bulan, CPI naik 0,2%, sama seperti di bulan sebelumnya namun melebihi proyeksi 0,1%.

Sementara itu, inflasi inti—yang mengecualikan harga pangan dan energi yang volatil—mencatat kenaikan 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%. Secara tahunan, inflasi inti mencapai 3,3%, melebihi proyeksi sebesar 3,2%. Meski inflasi sudah turun dari puncaknya di tahun 2022, angka tersebut masih jauh di atas target tahunan Federal Reserve yang sebesar 2%.

Respon Federal Reserve dan Dampaknya terhadap Kebijakan Suku Bunga

Data terbaru ini kemungkinan besar akan mempengaruhi ekspektasi pasar terkait arah kebijakan suku bunga ke depan. Sebagian besar pelaku pasar kini memperkirakan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, lebih kecil dari proyeksi awal yang memprediksi penurunan 50 basis poin. Pandangan di internal Fed juga terbagi, dengan beberapa pejabat menunjukkan keinginan untuk mengambil langkah yang lebih hati-hati dalam menghadapi potensi lonjakan inflasi.

Konteks Ekonomi dan Implikasi Jangka Panjang

Selama lima bulan terakhir, inflasi utama sesuai atau lebih rendah dari proyeksi, memberi ruang bagi Fed untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga setelah beberapa tahun kebijakan moneter yang ketat. Meski begitu, inflasi inti yang tetap tinggi masih menjadi tantangan bagi pengambil kebijakan.

Rilis inflasi ini juga hadir di tengah persiapan Amerika Serikat menghadapi pemilu, dengan inflasi menjadi isu sentral yang menarik perhatian pemilih. Sejak Presiden Joe Biden mulai menjabat pada Januari 2021, indeks CPI meningkat sebesar 20,1%, setara dengan rata-rata inflasi tahunan sebesar 5,5%. Hal ini menambah beban ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat meskipun inflasi 12 bulan mulai menunjukkan tren menurun.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *