Pejabat Federal Reserve (The Fed) menyampaikan keyakinannya bahwa inflasi mulai menunjukkan tanda-tanda terkendali, sementara pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tetap solid. Dalam risalah rapat November yang dirilis pada Selasa (26/11/2024), terungkap bahwa pemangkasan suku bunga akan terus dilakukan meskipun dengan pendekatan yang bertahap.
Risalah tersebut mencatat bahwa meskipun inflasi masih berada di atas target 2%, tren penurunan yang terjadi dinilai cukup konsisten. Dengan kondisi pasar tenaga kerja yang stabil, Federal Open Market Committee (FOMC) memandang pemangkasan suku bunga lebih lanjut memungkinkan, meski waktu dan besaran langkah tersebut masih belum dipastikan.
“Jika data yang masuk sesuai dengan ekspektasi, termasuk inflasi yang terus menurun mendekati 2% dan ekonomi yang tetap berada di sekitar lapangan kerja maksimum, maka pendekatan kebijakan yang lebih netral akan diterapkan secara bertahap,” demikian tertulis dalam risalah tersebut.
Pada rapat tersebut, FOMC sepakat memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25%, sehingga target suku bunga berada di kisaran 4,5%-4,75%. Namun, keyakinan pasar terhadap pemangkasan lanjutan pada Desember mulai melemah, seiring kekhawatiran bahwa rencana kebijakan tarif Presiden terpilih Donald Trump dapat memicu kenaikan inflasi.
Rapat ini berlangsung beberapa hari setelah hasil pemilihan presiden yang menyebabkan volatilitas di pasar saham. Meski demikian, risalah rapat tidak menyebutkan dampak langsung dari dinamika politik maupun kebijakan fiskal yang direncanakan, termasuk pemangkasan pajak dan deregulasi besar-besaran yang diusung oleh Trump.
Para pejabat The Fed mencatat bahwa ketidakpastian mengenai tingkat suku bunga netral membuat mereka berhati-hati dalam menentukan langkah kebijakan moneter. “Banyak peserta rapat mencatat bahwa pendekatan pengurangan yang bertahap lebih tepat mengingat ketidakpastian mengenai tingkat suku bunga netral,” tulis risalah tersebut.
Sementara itu, pasar juga merefleksikan pandangan serupa, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga Desember turun di bawah 60%. Proyeksi pasar saat ini hanya memperkirakan total pemangkasan sebesar 0,75% hingga akhir 2025.
Diskusi dalam rapat banyak berfokus pada tren inflasi dan stabilitas ekonomi. Pejabat The Fed menilai tekanan inflasi saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan biaya tempat tinggal, yang diperkirakan akan melambat seiring menurunnya harga sewa.
“Hampir semua peserta rapat sepakat bahwa meskipun fluktuasi bulanan masih akan terjadi, data yang tersedia mendukung tren penurunan inflasi menuju target 2% secara berkelanjutan,” ungkap risalah tersebut.
Selain itu, beberapa faktor seperti menurunnya daya tawar bisnis dalam menetapkan harga, kebijakan moneter yang masih ketat, dan ekspektasi inflasi jangka panjang yang stabil diharapkan terus menekan inflasi ke bawah.
Meski inflasi menjadi perhatian utama, kondisi pasar tenaga kerja juga tetap dipantau. Kenaikan nonfarm payrolls yang hanya 12.000 pada Oktober dinilai sebagai dampak sementara dari badai di wilayah tenggara AS dan aksi mogok pekerja. Namun, pejabat The Fed tetap optimistis bahwa pasar tenaga kerja berada dalam kondisi stabil.
“Peserta rapat umumnya mencatat tidak ada tanda-tanda pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja, dengan tingkat PHK yang tetap rendah,” demikian kesimpulan dalam risalah rapat tersebut.